Indonesia masih memiliki harapan medali di Olimpiade Paris
Indonesia menggantungkan harapan medali emas pada cabang olahraga angkat besi dan pemanjat tebing di paruh kedua Olimpiade Paris 2024, dengan tipisnya peluang tim bulutangkis untuk meraih kemenangan.
Tim angkat besi, yang terdiri dari Rizki Juniansyah, Eko Yuli Irawan dan Nurul Akmal, dipandang sebagai calon kuat peraih medali.
Selain itu, cabang olahraga panjat tebing yang baru diperkenalkan juga memberikan harapan melalui Veddriq Leonardo dan Rahmad Adi Mulyono di divisi putra serta rekan-rekan mereka di divisi putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Rajiah Salsabillah.
Chief de mission Indonesia untuk Olimpiade Paris Anindya Bakrie tetap optimis dengan peluang Indonesia karena masih banyak atlet yang belum bertanding.
“Berdasarkan data yang ada, taruhan kita [untuk medali emas] memang di angkat besi dan panjat tebing, tetapi kita tidak bisa mengabaikan potensi tim renang dan atletik yang belum bertanding,” ujar Anindya dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (1/8).
Anindya juga menyoroti tim panahan, dengan Dinanda Choirunisa, Rezza Oktavia dan Arif Dwi Pangestu yang masih bersaing.
Medali Olimpiade pertama Indonesia, perak, diperoleh oleh tim panahan putri yang terdiri dari Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani, yang berada di posisi kedua di belakang tuan rumah Korea Selatan pada Olimpiade Seoul 1988.
Indonesia bertekad untuk melampaui prestasi ini di Paris meskipun tim putri tersingkir setelah kalah dari Cina.
Acara yang tersisa adalah recurve perorangan putri dan recurve campuran. Diananda akan bertanding di nomor recurve perorangan putri melawan pemanah India, Chajan Khaur, di babak 16 besar pada hari Sabtu.
Pada Jumat (2/8) sore, Diananda dan Arif tersingkir dari nomor beregu campuran setelah dikalahkan oleh pasangan pemanah India, Ankita Bhakat dan Dhiraj Bommadevara dengan skor 5-1 pada babak kualifikasi perempat final.
Rezza tersingkir pada Kamis sore setelah kalah 6-0 dari pemanah Korea Selatan, Lim Si-hyeon, pada babak 16 besar di Esplanade des Invalides.
Kekalahan tersebut terjadi hanya kurang dari 30 menit setelah Rezza mengalahkan pemanah Kanada, Virginie Chenier, 6-2 di Babak 32 Besar.
Indonesia secara konsisten meraih medali di cabang olahraga angkat besi sejak Olimpiade Sydney 2000, dengan total tujuh perak dan delapan perunggu.
Atlet angkat besi veteran Eko Yuli Irawan, peraih medali empat kali yang akan bertanding dalam kategori 61 kilogram putra, diharapkan oleh para penonton untuk meraih emas dalam penampilan Olimpiade kelimanya. Bintang muda Rizki Juniansyah juga memiliki peluang besar untuk memenangkan kategori 73 kilogram putra dalam Olimpiade pertamanya.
Cabang panjat tebing yang baru diperkenalkan juga menawarkan potensi medali emas lainnya bagi Indonesia. Veddriq, yang mengalahkan pemanjat papan atas dunia, dan Desak, sang juara dunia, adalah harapan bangsa.
“Melihat sejarah kesuksesan angkat besi Indonesia dan lonjakan panjat tebing baru-baru ini, ada peluang besar untuk membawa pulang emas,” kata Djoko Pekik Irianto, profesor olahraga di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Harapan Indonesia untuk meraih medali emas dari cabang olahraga bulutangkis mengalami kemunduran yang cukup besar meskipun negara ini mengirimkan sembilan pebulutangkis, yang merupakan kontingen terbesar dalam skuad Olimpiade Indonesia.
Para pebulutangkis Indonesia secara konsisten mengantongi medali emas sejak kompetisi Olimpiade pertama kali digelar di Barcelona, Spanyol.
Hanya pada Olimpiade London 2012, para pebulutangkis Indonesia gagal meraih satu pun medali.
Kali ini, tugas tersebut tampaknya semakin berat karena Gregoria Mariska Tunjung merupakan satu-satunya shuttler yang tersisa di kompetisi ini setelah mengalahkan shuttler Korea Selatan, Kim Ga-eun 21-4, 8-21 dan 23-21 pada babak 16 besar.
Gregoria selanjutnya akan menghadapi Ratchanok Intanon dari Thailand pada pertandingan perempat final pada hari Sabtu (3/8).
Dua pebulutangkis unggulan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting secara tak terduga tersingkir dari persaingan pada babak 16 besar tunggal putra, babak yang secara konsisten dilalui oleh para wakil Indonesia.
Pasangan ganda putra Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto gagal melaju ke babak semifinal setelah kalah 24-22 dan 22-20 dari unggulan teratas asal Tiongkok, Liang Wei Keng dan Wang Chang.
Hingga hari Kamis, hampir separuh dari 29 atlet Indonesia yang bertanding di 12 cabang olahraga telah tersingkir, termasuk Rifda Irfanaluthfi, pesenam pertama Indonesia yang berlaga di Olimpiade.
Rifda bertanding di Bercy Arena, Paris, meskipun mengalami cedera lutut dan harus dibantu oleh pelatihnya, mantan pesenam Eva Novalina Butarbutar.
Komite Olimpiade Nasional Indonesia (NOC) mengonfirmasi kepulangan Rifda pada hari Kamis.
“Kekalahan ini tentu saja sangat berat. Kami harus menghadapinya dengan kepala tegak dan melakukan evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan performa kami,” kata Anindya.
Pertandingan berikutnya Meskipun mengalami kemunduran di awal, perjalanan Olimpiade Indonesia masih terus berlanjut, dengan beberapa atlet yang menjanjikan yang masih tersisa dalam kompetisi.
Para pemanah Indonesia dijadwalkan akan menjalani pertandingan tahap berikutnya dari hari Kamis hingga Sabtu. Para pemanjat akan bertanding pada tanggal 5 hingga 9 Agustus, sementara para atlet angkat besi akan bertanding pada tanggal 7 hingga 11 Agustus.
Tim renang akan beraksi di Paris La Defense Arena pada hari Jumat. Atletik akan mulai bertanding pada hari Sabtu. Acara balap sepeda juga akan berlangsung, dimulai pada 8 Agustus. Para penonton sudah tidak sabar menantikan pertandingan-pertandingan yang akan datang, dan berharap para atlet Indonesia akan memberikan penampilan yang baik.